Dampak Buruk Akibat Membanding-bandingkan Anak

membandingkan anak

Banyak orang tua di dunia ini yang membanding-bandingkan ataupun membeda-bedakan anaknya, dengan anak orang lain maupun dengan kakaknya atau adiknya sendiri. Banyak orang tua yang tidak sadar bahwa membanding-bandingkan anaknya bisa berakibat buruk pada kesehatan mentalnya. Orang tua berfikir kau membanding-bandingkan anaknya dengan anak orang lain ataupun kakaknya yang memiliki kemampuan lebih baik dapat berpotensi membuat anaknya itu bisa menjadi lebih pintar atau lebih baik dari pada kakaknya atau anak orang lain yang dibanding bandingkan. Pada dasarnya membanding-bandingkan anak dapat berakibat buruk pada anaknya itu. Mereka akan kehilangan kepercayaan diri. Kenapa? Karena tidak bisa mencukupi harapan orang tuannya. Mereka merasa cemburu karena tidak bisa membanggakan orang tuanya. Kemudian, mereka akan sulit untuk bergaul atau bersosialisasi dan akan berujung stress.

 

Padahal cara mendidik anak seperti ini hanya akan menjauhkan potensi atau kemampuan anak yang sebenarnya. Kenapa? Karena pola didik atau cara didik ini membuat anaknya patuh dan terpaksa menuruti kata-kata orang tuannya. Tidak hanya itu pola didik ini bearakibat membuat anaknya stress yang berlebihan yang dapat berujung depresi. Yang dapat membuat anaknya melukai, menyakiti, dan membentak dirinya sendiri. Pola didik ini selain menjauhkan kemampuan yang ada di dalam diri anak juga dapat menjauhkan anaknya dari orang tua dan orang sekitar. Ada orang tua yang berpikir, Kalau anaknya jauh dari kerumunan maupun tak memiliki banyak teman mampu membuat anaknya menjadi lebih rajin belajar hal-hal baru. Padahal, menjauhkan anaknya dari teman-temannya hanya dapat membuat anaknya menjadi orang yang lebih sering bermain gadget dan membuat anaknya menjadi berteman sangat baik dengan game online.

 

Ada orang tua yang menjauhkan anaknya dari teman-temannya membuat anaknya berkembang dengan potensinya lebih besar. Tetapi, tidak semua anak memiliki pola pikir seperti itu. Anak itu mungkin berpikir kalau orang tuaku lebih baik lagi di pelajaran ataupun bidang yang saya mampu. Contoh membanding-bandingkan anak adalah Nurul lebih pandai atau potensinya (kemampuan) di bidang bahasa tetapi orang tuanya ingin Nurul menjadi artis. Maka, Nurul mungkin akan berpikir kalau orang tuanya hanya ingin memaksakan kehendaknya kepada anaknya saya tidak memberikan anaknya kesempatan untuk mengambil keputusannya sendiri. Memaksakan keinginan orang tua kepada anaknya hanya dapat membuat anaknya menjadi orang yang pembangkang ataupun menjadi anak yang sangat pendiam.

 

Dampak pada anak yang pembangkan pada potensi yang ia miliki tidak baik karena dapat menghambat pola pikir sang anak yang bisa berujung pada anaknya menjadi orang yang malas melakukan sesuatu dan mudah menyerah hanya karena hal kecil. Tetapi, dampak yang timbul pada anak pendiam yang tidak hanya menghambat pola berpikir anak tetapi juga dapat membuat anak susah bersosialisasi dengan orang baru. Membanding-bandingkan anak  bukan hanya sekedar memaksakan keinginan orang tua pada anak tetapi, ada juga orang tua yang membanding-bandingkan anaknya dengan anak orang lain melalui potensi yang sudah ia milik.contoh: Santi pandai di pelajaran matematika dan Doni  juga pandai di pelajaran matematika. sang ibu Santi yang mengetahui nilai ulangan matematika Doni lebih unggul dibandingkan nilai ulangan matematika Santi mengatakan bahwa kamu harus bisa lebih unggul dibandingkan Doni dan lain sebagainnya. Kalo membanding-bandingkan anaknya dengan memaksakan keinginan orang tuanya. Itu ibaratkan ikan di suruh terbang gak akan bisa jadi menurut saya lebih baik biarkan anaknya menentukan keinginan nya sendiri tanpa paksaan dari keluarga.